Hai Agus, Agus Kurniawan. Jika kamu sempet membaca tulisanku
ini semoga saja kamu langsung menghubungiku, Gus aku ngga tahu kenapa kita jadi
berakhir seperti ini? Bukankah kita benar jika kita saling mencintai? Jika
benar kenapa kamu memilih berhenti ketika aku ingin berjuang? Jika benar kenapa
kamu memilih pergi ketika aku ingin kamu pulang? Jika benar kenapa kamu
berusaha melupa sementara aku tak ingin begitu melupakanmu? Hari ini sudah hari
ke 157 kita pisah, gus :’ Dan di hari ini masih saja kamu yang menjaga hati
aku, masih menjadi satu kerinduanku, bahkan untuk mencintaimu saja aku belum
menemukan celah untuk berhenti.
Gus, Jika cinta bukan lagi namaku, apa masih boleh aku
mengukir kenangan kembali mungkin bisa membuatmu jatuh cinta lagi padaku. Aku
selalu menulis tiap kali aku merindukanmu bahkan ada beberapa yang tak bisa aku
tulis hanya mampu menjatuhkan air mata saja, jika bahagiamu bukanlah denganku,
temukan bahagiamu agar akupun ikut merasakan bahagianya. Sekali lagi aku
merindukanmu. Maafkan aku karena tak mampu menahannya. Kamu tahu kali ini aku
menulis sambil melihat hujan, aku suka hujan karena hujan memberiku waktu lebih
lama bersamamu, sungguh aku merindukanmu, Gus.
Gus, sudahkah ada penggantiku? atau sudahkah kamu jatuh hati
pada wanita lain, jika memang itu benar adanya semoga ia benar pula
mencintaimu, jika diperbolehkan aku masih menjadi juara jika perihal
mencintaimu, haha begitu pede aku :3, tapi aku percaya kamu tak mudah jatuh
hati. Gus, meski beberapa kali aku mencoba menghubungimu dan masih saja kamu
belum memperdulikan aku, aku tak pernah berpikir jika yang kamu lakukan itu
buruk, kamu masih saja yang terindah. Aku tak pernah berpikir jika ada yang
begitu cepat menggantikanmu, karena aku belum ingin. Gus, Jika dengan wanita
barumu tak kamu temukan kebahagian, pulanglah. I’ll be there, Gus :3. Percayalah
cinta ini masih namamu, karena sejak pergimu tak kutemukan diriku lagi yang
sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar