Kamis, 27 November 2014

Ajarkan Aku, Tuan



Kata kebanyakan orang, jangan pernah meletakkan kebahagian pad seseorang, karena suatu saat ia bisa pergi kapanpun ia mau, maka kebahagiaanpun juga akan pergi, ngga semua yang kita impikan selalu menjadi kenyataan, kadang kenyataan bisa melambungkan lalu menghempaskan ke bawah keras-keras.
"Kadang penantian akan berakhir indah, asalkan tetap bersabar,"
Bicara soal mantan, melupakan kenangan, melupakannya, sebernarnya melupakan tidak bisa dilakiukan dengan sengaja, pria lebih mudah melupa karena ia berani mencoba lagi, itu sebabnya masa lalu lebih cepat terlupakan, karena ia memenuhi dengan kenangan indah yang baru, menyibukkan dirinya, maka kenangan masa lalu biasanya tertimbun di dasar, intinya bukan melupakan tapi terlupakan :’
Kenapa begitu mudah kamu melupa, sementara begitu sulit untuk aku? Kenapa dunia sebegitu ngga adilnya, memberikanmu kenangan baru dengan seseorang yang lain agar mampu melupakan kenangan masa lalu, kenapa begitu mudah ia masuk? Sementara aku justru berdiam diri, menunggumu. Seharusnya waktu itu aku tak membiarkannya menunggu, melainkan tetap tinggal.
Aku mencintaimu, masih. Tolong ajarkan aku cara melupakanmu, ajarkan aku membencimu, beri aku satu alas an kenapa kamu pantas dilupa, tapi bagaimana mungkin aku bisa memebencimu jika untuk mencintaimu saja aku tak perlu menggunakan alas an, lalu bagaimana caraku bahwa kamu pantas dihapuskan dari pikiran maupun perasaan, sementara kenangan selalu bertahan, aku tidak memaksa melupa, tapi justru memasrahkaNya, mungkin kita bisa bertemu dipersempingan jalan yang sama untuk kita pulang.
Ajarkan aku jatuh cinta lagi, meski bukan ke kamu.
Ajarkan aku mencintai yang lain, tanpa aku takut untuk terluka, ajarkan aku mengucap rindu yang mulai sesak di dada tanpa harus kecewa lagi, dan tolong ajarkan aku untuk membiarkanmu bersama yang lain tanpa aku takut setelah itu aku akan menghilang.
Jujur, aku tak pernah menyesal mencintaimu meski pada akhirnya kita akan berakhir seperti ini, aku tak pernah menyesali perkenalan pertama kita, pertemuan kita kala itu yang tak pernah kita rencanakan, tentang sebuah keadaan yang terjadi dan kita ngga bisa melakukan apa-apa.  Mungkin kita ditakdirkan bahagia  bersama hati yang lain.
Ingatkah perbincangan kita kala itu, bahwa kau masih mencintaiku dan kau tak tau harus berbuat apa. Ada yang terluka disini, di hati.

Jumat, 07 November 2014

He is Gone



Dia menghilang, dia pergi dia entah kemana. Lalu kenapa aku masih terdiam? Haruskah aku pergi? Pergi dari perasaan ini yang terkadang selalu menganggu pikiranku. Bagaimana jika dia disana telah mencoba menjalin hubungan dengan orang baru? Haruskah aku cemburu? Apa masih harus? Maaf. Tolong jangan menabur rindu sembarangan, karena itu membuatku rapuh. Mengapa kala itu kita memilih menyerah? Kenapa kita engga memilih untuk sama-sama berjuang? Jika memang benar katamu padaku bahwa kamu masih mencintaiku seperti kala itu, mengapa saat ini kamu justru memilih menjauh? Kenapa? Kenapa kamu justru pergi tanpa sebuah alas an yang pasti? Jika kamu takut mendapatkan jawaban yang tak ingin kamu dapatkan, bukankah yang penting kita udah sama-sama berjuang untuk KITA? Baiklah jika ini memang keputusanmu, AKU MENYERAH. AKU PERGI seperti yang kamu lakukan saat ini. Terima Kasih untuk segala kisah pernah ada.